my dance with syta

...because the earth is moving, the world is turning upside down and dance will be last forever...

Tuesday, July 31, 2007

I like you when you look at me like that

"What are you looking at me?"

"...I am absorbing you."

"Huh?"

"Your smile, your laugh, the way you hold your head with hands, your hair playing with wind.."

"Wow. You are absorbing everything!"

"Yes."

"Like a sponge."

"Nope. Like a black hole absorbing star look into the solitary light. And so it became a crystal star with a holy light around."

Labels: ,

Wednesday, July 25, 2007

Black Out

I was lost on a dark road, suddenly from nowhere a light spot has appeared in front of me on the ground.

I started to walk and walk again until I lost any notion of time, my space being reduced to my lighting guide.

I must have fallen asleep because when I reopened my eyes to light... You were there.

Your glance plunged into mine; it is then I saw my light still flashing in your eyes.

Persistent as I'm, I didn't want to let go the providencial light, so I did concentrate all my attention to your absorptive sparkling eyes and started diving into fields of your dream.

Everything was emotive colors changing contrast when I tried to capture their subtleity, the light spot was constantly changing colors and changing all sort of shapes, here are a running horse, there a smiling sunflower, than 1000 of smiling sunflowers, and road appeared running in the middle of this smiling field, happiness was pouring from my eyes.

Suddenly a dark spot appear on the road... But my eyes were just too full of emotion and I left the dark spot, continuing its run into the side ditch, when i'm now running on the colorful road, distributing colorful smiles... For eternity.

Labels: ,

Friday, July 20, 2007

Speechless

"I don’t remember having ever met someone in my life I felt so close so quickly. Maybe we know each other from another time somewhere else in this Universe or another one."

"Really? Good thought."

"Maybe one of us was yin and the other yang, unity of opposites, heaven and earth absorbed by their appealing difference!"

"Maybe I was a queen and you're my slave, Oh no, that’s too kinky,… Maybe I was a sinner and you’re a saint. Hmm… This is better!"

"Some slave have married their queen.. They have escaped free of any concept in the cover of night into the desert only guided by their mutual passions and the golden track left by the shooting stars…"

"…..."

What should I say?

Labels: , ,

Friday, July 13, 2007

Guilty Pleasure

Kaki saya terasa dingin setiap kali melangkah, terbenam oleh butiran pasir yang nampak hitam. Gaun halter neck saya berkibar-kibar diterpa angin, menampar daun telinga saya. Namun demikian tubuh saya hangat, pipi saya hangat, dan tangan saya hangat; separuh karena genggaman tangannya, separuh lagi karena pengaruh 4 gelas red wine yang saya nikmati 30 menit sebelumnya.

This is not a good idea.” Saya berbisik padanya, menyuarakan kebimbangan saya. Ia tertawa lepas.
You will love it. I promise.”
Are we really going to do this?” Oh, ini gila.
It’s now or never.” jawabnya sambil tersenyum jahil.

Dia berbelok sambil mengapit lengan saya. Kami memasuki halaman hotel berbintang yang berbatasan langsung dengan garis pantai yang terbentang panjang tanpa putus. Dalam beberapa langkah, saya dapat melihat air kolam renangnya yang beriak kecil, nampak tenang dan temaram, tanpa satu manusia pun di sekitarnya.

You know guyz... this is trespassing! Kami sedang menerobos masuk properti
orang lain. Dapat saya rasakan adrenalin saya meningkat dengan cepat. Tegang, bercampur hasrat cekikikan akibat efek alkohol, berpadu jadi satu.

Tanpa suara, kami mulai melepaskan pakaian kami, dan dengan pakaian renang yang wajib melekat sepanjang hari, kami masuk perlahan ke kolam renang. Saya gemetar. Saya bukan orang yang senang mengambil resiko.

Ia berdiri di hadapan saya, yang tegak kaku di dalam air, tetap tidak yakin akan apa yang tengah saya lakukan.

“Tidak bisa mengambang diatas air adalah memalukan.” bisiknya pelan, dengan tatapan yang kocak. Lalu perlahan-lahan ia membimbing saya berbaring di atas air. Menopang tubuh saya dengan tangannya.

“Relax, jangan tegang, atur nafasmu…”

Bagaimana bisa mengatur nafas bila saya dapat melihat jelas dadanya, yang hanya satu senti dari wajah saya? Pikiran nakalpun melintas... Hmmm.. Saya beruntung pipi saya sudah sedari tadi memerah karena minuman. Ok, alihkan pikiran...alihkan pikiran... Saya harus berusaha!

Dengan sehemat mungkin dalam menghembuskan nafas saya, pelan tapi pasti, saya merasakan tubuh saya mengambang tenang di air. Sesuatu yang sedari dulu tidak pernah berhasil saya lakukan.

“…Are you okay?” bisiknya lagi.
Yes…” jawab saya setengah takjub.

Dia nampak tersenyum senang.

Then I will show you something really special...” Saya masih menahan nafas saya, berupaya tetap tenang agar tidak jatuh tenggelam.
Look up.” Katanya sambil mendongak.

Perlahan-lahan saya layangkan pandangan keatas. Berjuta-juta cahaya kecil bertaburan seperti manik-manik. The milky way, with a million stars… menyatu dengan suara ombak di kejauhan.

Saya merasa berada di dunia lain. Pemandangan luar biasa indah yang tidak pernah saya sangka akan saya lihat dengan posisi mengambang di kolam renang hotel asing, pada jam 3 dini hari, di sebuah sudut kota di Bali.

Dan ketika ia berbisik di telinga saya, “You are between the sky and earth now…”, saya merasa menjadi orang yang paling beruntung di dunia…

Labels:

Monday, July 09, 2007

Romancing the Sun

“Kulit kamu merah. Terbakar?”

Dia membelai kulit bahu saya yang terbuka. Saya tersentak kecil. Bukan karena perih, tapi karena sentuhannya seperti menghantarkan aliran listrik di permukaan kulit saya.

Sorry, is it so hurt?”
Nope. It feels good.”

Dia tersenyum kecil. Matanya memandang saya jenaka. Bulu matanya yang panjang dan halus seperti memohon untuk dikecup.

Saya seperti cewek bodoh yang terkena sindrom ‘kegilaan sementara akibat terlalu banyak berada di bawah terik matahari’. Jelas-jelas coffee shop di tengah lautan turis di pelataran mall ini tidak mendukung suasana romantis yang, entah kenapa, sempat-sempatnya terlintas di otak saya.

Mari alihkan pandangan ke arah pantai di bawah sana. Ombak sudah mulai meninggi dan matahari sudah condong ke arah barat. Sinarnya yang pink keemasan seperti lukisan yang dipajang di galeri-galeri seni.

Ujung jemarinya masih mengelus-elus kulit saya. Begitu lembut, seperti hembusan angin. ‘Setruman’ itu kini mendesak masuk, membuat detak jantung saya tidak stabil. Saya sedang dalam kondisi tidak normal, saya tahu.

“Saya akan ke dalam sebentar.” Ia berdiri dari duduknya.
“Oh… “
“Aloe vera bagus untuk mengobati kulit terbakar.”
You don’t have to worry, really.”

Dia melemparkan senyum tipisnya selintas.

You know I will always take care of you.”

Dan saat memandang punggungnya yang melangkah menjauh menuju Drug Store kecil di dalam mall, setrumannya masih tetap dapat saya rasakan. Tegangannya semakin tinggi, semakin tinggi, dan saya merasa semakin lemah… Seperti cahaya matahari yang kian hilang ditelan batas horizon...

Labels:

Friday, July 06, 2007

Good night and sweet dreams...Xxx

Diawali oleh pertemuan singkat di sebuah club, pada malam Sabtu yang membosankan.

“Saya lagi di Kota S.”
“Saya juga.” Tidak mengesankan, mengingat reputasi saya yang terkenal sebagai
ms-never-stay-at-home-on-weekend.
Let’s have a drink. Besok pagi saya sudah kembali ke Kota J.”
“Hmm.. Ok. But I don’t have much time. Saya lelah.” Bohong besar. Saya hanya berusaha sedikit menjaga gengsi.

Saya tak merasa cukup cantik malam itu. Disaat semua kaum hawa di ruangan itu memakai gaun-gaun berpotongan minimalis, saya datang hanya dengan jeans dan kaus santai lengan panjang. Aneh juga, mengingat konon sekuriti di tempat ini sangat selektif dalam memberikan izin masuk berdasarkan penampilan customernya.

Sedangkan dia? Lihatlah…Saya tidak menyangka bahwa dia sedemikian gantengnya. Ketika saya masuk, dia sudah berdiri disana, di dekat bar. Dia melambai kepada saya lengkap dengan senyuman lebarnya.

Saya tahu, ayam-ayam nightclub itu, yang berdiri mengelilinginya seakan-akan ruangan itu adalah sebuah gua sempit sehingga semua orang harus berdempet-dempet, langsung menciut malas. Ah, ada monyetnya! Mereka pun bubar, mencari target potensial lain.

Dia pakai baju hitam-hitam. Badannya tinggi dan tegap (hasil berenang 3 kali seminggu, katanya) dan nampak luar biasa cool. Samar-samar saya terkesan oleh harum tubuhnya dan kilau rambut coklatnya yang memantulkan binar lampu disko. Dengan hangat dia mencium pipi dan hidung saya, dan nampak senang melihat saya terkikik geli.

Lalu kami mengobrol, ditemani coca-cola, lemon squash, bitter ballen, red wine dan southern comfort with rocks. Semua yang beralkohol adalah milik saya. Saya nervous, karena hampir setengah dari pertemuan malam itu, ia meraih tangan saya dan terus memegangnya hingga saatnya pulang.

Dalam hati saya yang paling dalam, saya tahu bahwa ini hanya awal. Akan ada pertemuan-pertemuan selanjutnya, di Kota S maupun di Kota J. Mungkin akan ada pula saat-saat nervous lain yang menyertai pertemuan-pertemuan itu. Saya hanya tidak menyangka, bahwa setelah malam itu, saya tidak pernah bisa tidur nyenyak sebelum menerima SMS darinya; Good night and sweet dreams... Xxx.

Labels: