Guilty Pleasure
“This is not a good idea.” Saya berbisik padanya, menyuarakan kebimbangan saya. Ia tertawa lepas.
“You will love it. I promise.”
“Are we really going to do this?” Oh, ini gila.
“It’s now or never.” jawabnya sambil tersenyum jahil.
Dia berbelok sambil mengapit lengan saya. Kami memasuki halaman hotel berbintang yang berbatasan langsung dengan garis pantai yang terbentang panjang tanpa putus. Dalam beberapa langkah, saya dapat melihat air kolam renangnya yang beriak kecil, nampak tenang dan temaram, tanpa satu manusia pun di sekitarnya.
You know guyz... this is trespassing! Kami sedang menerobos masuk properti orang lain. Dapat saya rasakan adrenalin saya meningkat dengan cepat. Tegang, bercampur hasrat cekikikan akibat efek alkohol, berpadu jadi satu.
Tanpa suara, kami mulai melepaskan pakaian kami, dan dengan pakaian renang yang wajib melekat sepanjang hari, kami masuk perlahan ke kolam renang. Saya gemetar. Saya bukan orang yang senang mengambil resiko.
Ia berdiri di hadapan saya, yang tegak kaku di dalam air, tetap tidak yakin akan apa yang tengah saya lakukan.
“Tidak bisa mengambang diatas air adalah memalukan.” bisiknya pelan, dengan tatapan yang kocak. Lalu perlahan-lahan ia membimbing saya berbaring di atas air. Menopang tubuh saya dengan tangannya.
“Relax, jangan tegang, atur nafasmu…”
Bagaimana bisa mengatur nafas bila saya dapat melihat jelas dadanya, yang hanya satu senti dari wajah saya? Pikiran nakalpun melintas... Hmmm.. Saya beruntung pipi saya sudah sedari tadi memerah karena minuman. Ok, alihkan pikiran...alihkan pikiran... Saya harus berusaha!
Dengan sehemat mungkin dalam menghembuskan nafas saya, pelan tapi pasti, saya merasakan tubuh saya mengambang tenang di air. Sesuatu yang sedari dulu tidak pernah berhasil saya lakukan.
“…Are you okay?” bisiknya lagi.
“Yes…” jawab saya setengah takjub.
Dia nampak tersenyum senang.
“Then I will show you something really special...” Saya masih menahan nafas saya, berupaya tetap tenang agar tidak jatuh tenggelam.
Perlahan-lahan saya layangkan pandangan keatas. Berjuta-juta cahaya kecil bertaburan seperti manik-manik. The milky way, with a million stars… menyatu dengan suara ombak di kejauhan.
Saya merasa berada di dunia lain. Pemandangan luar biasa indah yang tidak pernah saya sangka akan saya lihat dengan posisi mengambang di kolam renang hotel asing, pada jam 3 dini hari, di sebuah sudut kota di Bali.
Dan ketika ia berbisik di telinga saya, “You are between the sky and earth now…”, saya merasa menjadi orang yang paling beruntung di dunia…
Labels: Dancer's Night Story