my dance with syta

...because the earth is moving, the world is turning upside down and dance will be last forever...

Wednesday, April 18, 2007

Nightmare for Shopaholic

Saya termasuk orang yang ‘ sangat suka’ belanja. 7 hari dalam 1 minggu, paling tidak 3 harinya saya lewatkan dengan keluar masuk mall. Kadang-kadang ada yang dibeli beneran, selebihnya belanja ‘mata’ doank.

Seminggu yang lalu, salah satu teman saya meminta saya untuk menemaninya belanja household stuff di Mangga Dua, untuk mengisi rumah barunya. Well, sapa takut? Sekalipun jarang, kadang-kadang saya pun ke Mangga Dua untuk menguji kemampuan menawar saya.

Maka jam 12 teng, sampailah kami disana. Namanya juga cewek, genit pula, yang seharusnya mencari-cari brush tooth holder, piring makan, penggorengan dan peralatan bersih-bersih rumah, ‘tersisih’ sementara waktu dengan melihat-lihat aneka tas dan dompet cantik ber-brand KW 2 (kwalitas no.2, artinya buatan Korea). Saya sempat membeli 2 buah dengan harga yang masih bisa membuat dompet saya ‘bernyanyi’ girang. Sementara teman saya belum membeli apa pun.

Mampirlah kami ke stand penjual peralatan kamar mandi dari plastik. Teman saya lihat sana-sini, tawar sana sini selama 15 menit, lalu batal. Mungkin harganya tak cocok?

Mampirlah kami ke toko penjual peralatan sholat. Sementara dia sibuk lihat-lihat (lagi), saya membeli beberapa jepit rambut lucu. Habis 30 menit, teman saya belum selesai juga, saya bantu bicara dengan si Uda, dengan bilang bahwa saya tahu harga mukena itu di Pasar Ateh, lalu jadilah itu barang dibeli. Hehe… Padahal terakhir saya ke Bukittinggi itu sekitar 5 tahun yang lalu!

Mampirlah kami ke toko pakaian dalam (bisa-bisanya?). Dalam 30 menit, saya sudah membeli beberapa CD lucu berenda-renda yang entahlah akan bertahan sampai kapan karena harganya relatif murah, sementara teman saya belum juga menentukan pilihannya. Akhirnya (untunglah) ia beli juga satu lusin dengan warna berbeda (Hah? Ga kreatif amat!)

Mampirlah kami ke toko karpet. Lamaaaaa… Dan capeeee… Mana karpet baru kan suka bikin bersin! Sekitar 1 jam disana. Tak ada yang jadi dibeli.

Saya mulai lelah, maka saya pun makan siang dulu (mencoba makanan baru, namanya bihun bebek). Teman saya di toko sepatu, sibuk coba sana-coba sini. Ga jadi. Hak-nya sebagian kependekan, sebagian ketinggian (alasan yang bagus).

Mampirlah kami ke toko bed cover. 1 jam setengah. Motifnya ga ok, harganya kemahalan, warnanya terlalu muda, dll, dll. Asli, saya Beteeeee bgt! Sudah hampir jam 5 sore dan yang terbeli olehnya baru selusin celana dalam! Kebangetan. (Nampaknya si Koko pemilik toko juga sudah bete dengan mahluk di depannya itu).

Saya tinggal dia, cari tempat duduk di lobby depan dan minum aqua dingin sambil cemberut. Akhirnya teman saya datang dengan membawa 1 set bed cover (Huh!)

Incidentally, ternyata di samping tempat saya nongkrong ada toko karpet yang lain. Jadilah dia melihat-lihat karpet lagi. Menyebaaaalkan sekali! Dia duduk di kursi plastic, sibuk ngegosip dengan ponselnya dan main tunjuk sana-sini sama si Mas untuk dibawakan karpetnya, agar dia bisa merasakan bahannya, atau melihat warna dan motifnya dengan jelas… Apa dia tak tahu, bahwa karpet itu berat, susah ngambilnya dan si Mas nya juga udah capek dari pagi? Dan tidak jadi beli. Tidak jadi??!! Saya langsung turun tangan sebagai pembela hak tukang karpet. “Tidak manusiawi, maksud lu apa, lu harus beli, itu bagus banget, harganya murah, cocok buat rumah lu.” Untunglah, melihat saya sudah sebegitu emosi, akhirnya ia pun membeli salah satu karpet yang bertebaran di hadapan kami itu.

Jam 9 malam harinya, saya pun langsung tepar. Begitu letihnya hingga teman-teman satu apartemen saya pun tak tega untuk mengganggu, pulas hingga keesokan paginya… Sigh… Pengalaman belanja paling buruk yang pernah saya alami. I will never.. NEVER.. go shopping with her anymore.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home