my dance with syta

...because the earth is moving, the world is turning upside down and dance will be last forever...

Wednesday, March 28, 2007

Million Dollars Smile

Tepat satu hari yang lalu, saat saya menikmati Char Kway Teow di sebuah restoran di Plaza Indonesia, saya disodorkan satu stoples berisi Fortune Cookies oleh salah seorang waiternya. Saya yang saat itu tengah bersama salah satu sahabat terdekat saya tentu saja dengan bersemangat mengambil masing-masing satu cookie (sebenarnya saya saja yang bersemangat, karena teman saya cowok dan cowok selalu menyembunyikan antusiasme mereka terhadap hal-hal seperti ini, thank God I am a girl!).

Buru-buru kami (saya) menyelesaikan makan, sebab ramalan dalam Fortune Cookies katanya lebih afdol bila dibaca setelah makanan telah habis disantap.

“Laughter translates into every language”

Diam-diam saya merasa bodoh, karena tidak pernah terlalu pay attention dengan yang namanya poem atau quote (which is ternyata bukan keduanya, membuat saya lebih merasa bodoh), sehingga dengan menyerah saya serahkan pada translater terbaik yang pernah ada saat itu, yang notabene adalah teman saya (Karena dia bule, tentu saja bahasa inggrisnya lebih bagus daripada saya, bukan? Atau ternyata dia hanya sok-sokan ngerti? Membodohi saya? Oogh… Bila benar, saya BENAR BENAR BODOH).

“This is so you.”
“Me?”
“You have a million dollars smile”
I wish I have. Million dollars is a big thing.
“Do I?”
“That’s exactly what Bram said about you. Something less or more like it.”
Kenapa cowok ga bisa ekspresif, sih?
“Did he say so?”
Teman saya mengangkat bahunya, sepertinya dia kelepasan ngomong.
“When you smile, world will open its hand for you.”
Blushed. Dia tidak bicara lagi soal Bram.
”……”

Saya jadi ingat beberapa orang yang pernah mengatakan hal serupa terhadap saya:
  • Rekan kerja saya di Aston (Saya lupa namanya, ketemu lagi waktu kami terbang ke kota yang sama, dengan pesawat yang sama).
  • Jeryka, penyanyi Jazz yang kebetulan sempat jalan bareng saya.
  • Dokter gigi saya (Yang mungkin hanya sekedar mengagumi ‘karya’nya).
  • Satpam di tempat kost saya yang lama.
  • Waiter di Grand Hyatt.
  • Regional Marketing Director tempat saya kerja dulu.
  • Mantan mertua perempuan saya.
  • Beberapa cowok iseng yang nongkrong di jalan dan secara kebetulan melihat saya nyengir.

Sepertinya ada beberapa lagi, tapi karena menurut saya tak terlalu istimewa, saya tak terlalu menggubris.

Selama ini berteman, dia tak pernah bilang apa-apa soal senyuman saya, atau cara tertawa saya yang kata orang ‘mute mode’. Tapi entah kenapa, Fortune Cookies saya yang sepertinya biasa itu, bagi saya SANGAT luar biasa, karena dengan caranya sendiri dia telah membuka mata saya akan the power of smile.

Bila benar sebuah tawa dapat membuka pintu dunia saya menjadi semakin lebar, untuk apa pula saya menyembunyikannya?

Mari tertawa… :)

1 Comments:

At March 28, 2007 6:50 PM, Blogger Ronn said...

I'm so agree with them.... there's something bout your smile ... and that mute laugh of course..

*jd inget, dulu kita ngajarin lo cara tertawa yang benar, hehehe.... miss our pals :(*

 

Post a Comment

<< Home